Sabtu, 18 September 2010
Kota Kalong
Kalong ya itulah kata yang populer di masyarakat kota soppeng dalam menyebut hewan tersebut. Kalong (fanning) atau Kelelawar dalam bahasa indonesianya. Kenapa saya membahas lagi masalah ini padahal telah banyak blog atau tulisan mengenai kalong ini sendiri tapi saya beranggapan bahwa semakin banyak yang menulis atau membahasnya maka semakin populer pula kota soppeng dan itulah tujuan dari saya mengangkat kembali masalah ini.
Menyebut namanya saja pasti masyarakat di sulawesi selatan dan kota soppeng pada khususnya telah mengetahui nama kota yang dituju. Ya itulah kota watansoppeng yang biasa dikenal sebagai kota kalong. Soppeng sepertinya telah menjadi surga atau tempat tinggal kalong.
Dulu waktu saya masih sekolah ketika berangkat sekolah pagi-pagi kita pasti akan disambut oleh para kalong yang telah kembali dari hasil berburu makanan pada malam harinya. Ratusan bahkan bisa ribuan kalong menyelimuti kota soppeng,mereka bertengger di pohon asam tapi anehnya pohon itu tidak mati bahkan awet. Kalau pulang dari sekolah pas lewat dibawah pohon asam kita bisa melihat kotoran dari kalong tersebut,bagi orang yang belum terbiasa mereka pasti akan jijik melihatnya karena bau dari kalong sangtalah tidak bersahabat tapi bagi kita penduduk soppeng sudah terbiasa dengan keadaan tersebut.
Bagi masyarakat soppeng kalong dianggap sebagai keramat yang tidak boleh diganggu keberadaanya, menangkapnya saja kita bisa terkena Perda karena hewan ini adlaah hewan yang dilindungi, kita perlu meminta izin dari pemerintah kalau mau menangkap hewan ini meski itu dilakukan untuk pengobatan.
Ada sebuah mitos yang berkembang di masyarakat soppeng bahwa ketika kalong itu pergi maka sebuah bencana akan menimpa kota soppeng dan itu pernah terbukti ketika awal tahun 90-an pohon asam tempat bertenggernya kalong ditebang oleh pemerintah dengan alasan akan dibangun sebuah kantor pemerintah maka alhasil kalong itupun pergi meninggalkan kota soppeng. Tak lama setelah itu pasar sentral soppeng terbakar, air di Pemandian Ompo lenyap atau surut padahal air di Ompo tidak pernah kering. Kisah dari pemandian ompo ini akan saya tulis dalam kesempatan lain. Itu hanyalah sebagian kecil peristiwa yang menghubungkan kota soppeng dengan kota kalong. Bahkan untuk memanggilnya kembali ke soppeng dilakukan semacam upacara adat.
Adalagi sebuah mitos yang berkembang bahwa jika orang luar terkena kotoran (tai) dari kalong itu maka orang itu akan berjodoh dengan orang soppeng.
Saya pernah berpikir kalau seandainya batman hidup di soppeng mungkin dia bakalan banyak teman..hehehehhe
1 komentar:
kl orang manado bilang kalong itu paniki :D
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar